Breaking

Rabu, 05 Februari 2020

Kiat Menulis (sebuah opini)

Selain menyimak, berbicara, dan membaca, keterampilan berbahasa yang juga tidak kalah pentingnya adalah menulis. Menulis adalah suatu kegiatan menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Lebih dari itu, Akmal (2007:5) mengatakan bahwa menulis merupakan sebuah eksotisme, membantu menahan derita, menanggulangi masalah bahkan membuatnya menjadi indah. Singkatnya, dengan menulis seorang dapat melegakan perasaan dan sebagai sarana untuk mengekpresikan dan mengungkapkan diri.

Sebagaimana sifat dari suatu keterampilan, menulis membutuhan ketekunan, kesabaran, dan keahlian berkata-kata agar apa yang ditulis dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Selain itu dibutuhkan situasi dan kondisi yang mendukung agar tulisan yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik..
Menulis dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja. Termasuk di sini para pelajar dari berbagai jenjang pendidikan, mislanya pada tingkat SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi (pada jurusan-jurusan tertentu). Pada tingkat SLTA, keterampilan menulis diajarkan sebagai bagian dari mata pelajaran bahasa, baik itu bahasa  Indonesia maupun bahasa inggris. Pada jejang ini, siswa diajarkan keterampilan menulis secara lebih mendalam. Keterampilan menulis pada jenjang ini juga diarahkan untuk menghasilkan suatu tulisan/karya yang berkualitas dan dapat dinikmati oleh orang lain. Tulisan ini dapat berupa karya sastra berbentuk pusi, novel, cerpen. Dapat juga berbentuk artikel atau opini untuk mengisi media massa.
Pada proses pembelajaran di jenjang SLTA, sebagai sarana menuangkan ide dan mengekspresikan/mengungkapkan diri. Seharusnya menulis dapat dijadikan sesuatu kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan adalah sebaliknya. Siswa seolah mengalami kesulitan dalam menulis. Bahkan untuk menghasilkan karya yang sederhana, misalnya menuliskan pengalaman pribadi yang berkesan saja tidak sedikit siswa yang tidak dapat menuliskannya. Mengapa ini bisa terjadi?
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya; pengetahuan tentang menulis siswa masih terbatas, kemauan dan kemampuan menulis siswa rendah, atau pengajar dan pembelajaran di dalam kelas yang monoton sehingga tidak menimbulkan semangat, motivasi, dan inspirasi siswa untuk menulis.
Pada proses pembelajaran (khususnya pada keterampilan menulis), selain siswa, pengajar pun memiliki peran penting untuk membangkitkan kemauan dan kemampuan siswa untuk menulis. Seyogyanya, seorang pengajar dapat memberikan semangat, motivasi, dan inspirasi bagi siswa untuk terus dan terus menulis. Banyak cara dan kiat yang dapat dilakukan oleh pengajar untuk mencapai tujuan tersebut, sehingga dapat menghindari rasa bosan dan memberikan semangat menulis bagi para siswa.
Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan memberikan contoh kepada para siswa. Hal ini dapat dijadikan langkah awal untuk membangkitkan keinginan siswa untuk menulis. Upayakan tulisan yang dijadikan contoh adalah karya pribadipengajar, dapat berupa karya sastra (cerpen, puisi, novel), maupun karya-karya lain yang berupa artikel, opini, atau pun tajuk rencana. Lebih baik lagi contoh tulisan/karya yang disajikan kepada siswa adalah contoh karya yang telah dimuat oleh suatu penerbit atau media massa.
Jika pembelajaran akan dilaksanakan di dalam kelas, langkah yang dapat dilakukan oleh seorang pengajar adalah dengan menggunakan media/sarana yang menarik. Tujuan utama penggunaan media ini adalah untuk menghidari rasa bosan siswa karena rutinitas pembelajaran di dalam kelas yang terkesan monoton. Selanjutnya menarik perhatian dan minat siswa untuk memperhatikan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Hingga pada akhirnya menumbuhkan semangat siswa untuk menulis.
Sebagai satu contoh; guru menyajikan urutan gambar-gambar yang menarik, kemudian siswa diharapkan mampu mengungkapkan urutan gambar-gambar tersebut dengan bahasa tulis hingga menjadi sebuah karangan/tulisan. Dengan media tersebut, selain menumbuhkan kemampuan menulis, secara tidak langung pengajar juga telah mengajarkan siswa untuk mengungkapkan pikiran ke dalam sebuah tulisan secara sistematis.
Langah lain yang dapat ditempuh untuk memumbuhkan kemampuan dan memberikan inspirasi kepada siswa adalah dengan melaksanakan pembelajaran di luar kelas. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kondisi dan suasana lingkungan dapat memberikan inspirasi kepada setiap manusia untuk dapat melakukan sesuatu, demikian juga untuk menulis. Dengan melihat benda-benda dan fenomena alam yang terjadi di sekitar lingkungannya, diharapkan siswa dapat memperoleh ide dan menuangkannya dalam sebuah tulisan.
Langah keempat yang dapat dilakukan pengajar adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk menulis. Langkah ini dilakukan agar siswa dapat terbiasa menuangkan ide, perasaan, dan meluapkan semua yang ada di dalam pikirannya dengan bahasanya sendiri tanpa merasa dibatasi. Dengan cara ini pengajar akan mengetahui bagaimana gaya penceritaan dan cara siswa menggunakan bahasa pada tulisan yang dibuatnya. Misalnya dengan menuliskan pengalaman pribadi.
Mengoreksi dan memberikan penilaian terhadap karya siswa dapat dijadikan langkah selanjutnya untuk menumbuhkan semangat menulis. Sebagaimana diketahui bersama bahwa nilai sangat berpengaruh terhadap semangat belajar siswa, demikian juga pada pembelajaran menulis. Nilai dapat memotivasi siswa untuk belajar dan menulis lebih baik lagi. Siswa akan merasa malas dan bosan menulis, jika tugas yang dikerjakan tidak dikoreksi dan diberi nilai,. Oleh karena itu upayakan mengoreksi dan memberikan penilaian untuk menumbuhkan semangat baru kepada siswa dalam menulis. Selain itu juga sebagai salah satu bentuk perhatian guru terhadap siswa dan tugas yang dikerjakannya.
Langkah terakhir yang dapat ditempuh untuk menumbuhkan semangat dan kemauan menulis siswa adalah dengan memberikan hadiah/penghargaan atas karya terbaik yang dihasilkan. Biasanya hadiah dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, demikian juga pada pembelajaran menulis. Siswa akan bersemangat dan berkompetisi untuk menulis dan berupaya menghasilkan karya terbaiknya, tentunya selain untuk mendapatkan nilai, juga dengan suatu harapan dapat meraih dan memperoleh reward yang disediakan oleh pengajar.

Created by: MA Raden Intan Air Hitam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts